Rabu, 09 November 2011

Cara Kerja hotspot

cara kerja hotspot


Bagaimana cara kerja hot spot itu? Praktisi teknologi informasi dan Ketua Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) Jateng, Lukas Lukmana, mengatakan pada suatu lokasi yang telah ditentukan dipasang sebuah perangkat Wi-Fi Access Point.

Perangkat tersebut memancarkan gelombang radio yang akan ditangkap oleh laptop atau personal digital assistant (PDA) milik pengguna yang telah dilengkapi teknologi Wi-Fi.

''Apabila pengguna membuka browser internetnya dalam kawasan hot spot, maka akan muncul halaman utama hot spot penyedia layanan. Kemudian pengguna harus memasukkan username dan login password-nya. Setelah proses verifikasi selesai, pengguna terhubung ke dunia maya,'' tuturnya.

Hot spot memang lebih banyak ditujukan bagi mereka yang sering berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Misalnya seseorang yang sering berada di berbagai pusat bisnis yang memerlukan akses internet untuk menunjang pekerjaannya karena kebutuhan terhadap transfer data yang besar dan berkecepatan tinggi.

Ketika berada di bandara menunggu pesawat seseorang dapat memanfaatkan waktu dengan mengakses internet. Sebuah warnet yang berlokasi kawasan Simpanglima telah menyediakan fasilitas hot spot dan menarik minat para eksekutif untuk berkunjung di sela-sela waktu makan siang dan setelah jam kerja.

''Kami menyediakan hot spot untuk memberi nilai tambah bagi pengunjung mal ini. keberadaan internet cafe juga makin menarik pengunjung mal,'' kata seorang petugas Citra Media Simpang Lima.

Pertanyaannya sekarang adalah apakah pembangunan hot spot di banyak tempat memiliki nilai ekonomis dan dapatkah berbagai layanan baru tersebut mendorong pertumbuhan profit?

Meskipun telah banyak operator yang mengembangkan, menurut Lukas, hot spot masih kesulitan menarik pengguna karena perusahaan telekomunikasi umumnya melihat dalam konteks jumlah.

''Artinya, kalau jumlahnya masih sedikit maka pengembangannya barangkali akan mengalami pengenduran,'' jelasnya.

Tri Djatmiko, Kepala Divisi Regional IV PT Telkom Jateng/DIY mengatakan investasi yang ditanamkan untuk penyediaan fasilitas hot spot di satu lokasi lebih dari Rp 300 juta. Investasi itu dipergunakan untuk biaya peralatan fisik, jaringan, dan internet nirkabel.

''Mulai Mei hot spot akan didirikan di stasiun kereta api, pusat perbelanjaan, dan institusi pendidikan,'' ujarnya.

Optimistis Berkembang

Meski tidak memerinci target pencapaian, pihaknya menargetkan Rp 400 miliar untuk sektor korporat yang termasuk jaringan nirkabel itui.

Ia optimistis layanan itu akan berkembang di masa mendatang. Untuk itu operator telekomunikasi yang sudah bergerak dan terjun ke bisnis jasa layanan itu harus bekerja sama dengan pemilik spot, misalnya kafe, bandara, stasiun kereta api, apartemen, hotel, dan lokasi-lokasi tempat pengguna teknologi internet singgah.

Kepada pemilik spot dapat ditawarkan berbagai model bisnis baik dalam bentuk sewa, bagi hasil, maupun kompensasi. Sebaliknya, operator bisa meminta mereka menyediakan listrik, menjamin keamanan, dan memberi aksesibilitas.

Hot spot juga sudah ditawarkan di kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.

''Kalau dulu dosen atau mahasiswa yang ingin mengakses internet harus pergi ke warnet atau melengkapi komputer dengan modem kemudian disambungkan dengan telepon, maka sekarang cara itu sudah tak lagi perlu,'' ujar Dekan Fakultas Teknologi Industri Ir M Haddin MT.

Terobosan itu diambil oleh pengelola universitas untuk pengembangan dunia pendidikan dan memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Fakultas Teknologi Industri.

Pengembangan hot spot area di Unissula tidak banyak membutuhkan infrastruktur baru dan biaya, karena sejak awal pembangunan kampus itu sudah diproyeksikan untuk pengembangan teknologi informasi secara maksimal.

Bukan hanya penyedia jasa internet, operator seluler semacam Telkomsel sudah mulai menjadi penyedia layanan hot spot. Sejak awal April PT Telkomsel Regional Jateng/DIY mengoperasikan layanan itu di Grhapari Jalan Pandanaran Semarang.

Operasional fasilitas itu sekaligus sebagai uji coba sebelum membuka layanan sejenis di kawasan publik, korporat, atau pelanggan terseleksi di Jateng/DIY.

''Fasilitas hot spot di Grhapari itu di-provide oleh jaringan GSM Telkomsel,'' kata General Manager Sales & Customer Service Telkomsel Jateng-DIY Hastining Bagyo Astuti.

Dengan operasional hot spot di satu lokasi pihaknya akan melihat terlebih dulu permintaan pelanggan dan kemungkinan pengembangan pasarnya. Kemungkinan dua atau tiga pekan ke depan ada pembukaan hot spot di lokasi lain.

Dibandingkan dengan Jakarta atau Bandung permintaan layanan hot spot di Jateng/DIY memang lebih kecil. Kendati demikian, Telkomsel mengemban misi mengenalkan perkembangan teknologi kepada masyarakat lewat fasilitas itu.

"Dalam pembangunan layanan hot spot kami tidak sekadar menghitung berapa revenue yang akan diperoleh. Misi utamanya lebih kepada bagaimana selalu mendukung masyarakat agar selalu mengikuti dan mengenali perkembangan teknologi informasi," tandasnya.

Layanan hot spot di Grhapari Telkomsel Semarang dapat dimanfaatkan oleh siapapun yang menggunakan handphone berfasilitas wireless fidelity (Wi-Fi), notebook ber-Wi-Fi, atau PDA-phone yang ber-Wi-Fi pula.

Setiap pemanfaatan hot spot untuk akses internet, bagi pengguna kartu Halo dikenai tarif Rp 400/menit dan kartu Simpati Rp 440/menit.

Kecepatan aksesnya cukup memadai untuk pekerjaan pengiriman atau penerimaan data baik teks, grafik, gambar, foto maupun voice.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar